Granit Xhaka Raja Eror

BOLA88Ku  — Granit Xhaka mencatatkan rekor buruk. Dia menjadi pemain Arsenal yang suka eror di Liga Inggris.

Arsenal tertahan 1-1 oleh tuan rumah Burnley di Turf Moor pada pekan ke-27 Liga Inggris, Sabtu (6/3/2021) malam WIB. The Gunners sebenarnya mengawali laga ini dengan sangat baik.

Mereka sudah mampu unggul di menit ke-6 lewat aksi Piere-Emerick Aubameyang. Namun kemudian, kesalahan Granit Xhaka di menit ke-39 harus dibayar mahal.

Xhaka yang mendapat bola dari Bernd Leno di kotak penalti Arsenal tak cukup baik dalam melepas umpan. Umpannya membentur Chris Wood dan bola kemudian bergulir masuk ke gawang Leno melahirkan gol penyama kedudukan bagi Burnley.

Granit Xhaka pun disebut jadi kambing hitam hasil seri Arsenal. Alhasil, klub asal London itu masih tertahan di peringkat ke-10 Klasemen Liga Inggris sementara dengan raihan 38 poin.

Dilansir dari Opta, Granit Xhaka tercatat suka membuat kesalahan alias eror di lapangan. Sejak berseragam Arsenal dari musim 2016-17, pemain asal Swiss itu sudah delapan kali membuat eror baik berujung timnya kebobolan atau dirinya mendapat kartu merah karena hal yang tidak penting.

Itu menjadikan Xhaka (dalam periode kariernya di Arsenal sejauh ini), sebagai pemain yang paling banyak bikin eror di Premier League.

BURNLEY, ENGLAND - MARCH 06: Granit Xhaka of Arsenal looks dejected following the Premier League match between Burnley and Arsenal at Turf Moor on March 06, 2021 in Burnley, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Peter Powell - Pool/Getty Images)

Apa tanggapan sang manajer Arsenal, Mikel Arteta?

“Itu biasa terjadi dalam sepakbola,” ujarnya seperti dilansir dari situs resmi Arsenal.

Arteta juga tidak menyalahkan Granit Xhaka sepenuhnya. Bernd Leno, juga disebutnya bertanggung jawab atas kebobolan tersebut.

“Kami mencoba menggunakan Leno dalam posisi bertahan tersebut yang tidak membuang bola jauh-jauh. Kami tidak bisa mengontrol bola,” tutupnya.