Bambang Pamungkas Bicara Peran Sang Ayah dan Hampir Direkrut Persijatim Sebelum Gabung Persija

Pada level Timnas Indonesia, Bepe sapaan akrab Bambang Pamungkas membawa skuad Garuda menembus final Piala AFF pada 2000, 2002 dan 2010. Di ajang tertinggi kawasan Asia Tenggara itu pula, Bepe menjadi top skorer edisi 2002.

Di Timnas Indonesia, total koleksi gol Bepe adalah 38. Jumlah gol yang menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang masa di tim nasional. Tak hanya di Indonesia, Bepe juga pernah meraih sukses di luar negeri.

Tepatnya ketika membawa Selangor meraih trofi juara Liga Primer Malaysia, Piala Malaysia dan Piala FA Malaysia pada 2005. Pada momen itu, Bepe melengkapinya dengan gelar individu sebagai top skorer Liga Premier Malaysia dan pemain asing terbaik di negeri jiran pada 2005.

Melalui channel Youtube, Marc Klok, Bepe mengungkapkan semua pencapaiannya tak lepas dari penting dari sang ayah, H. Misranto.

“Ayah saya adalah sumber inspirasi saya dalam menggeluti sepak bola. Ayah adalah sosok yang menuntun saya memulai belajar dasar sepak bola yang benar. Dan juga sikap sebagai pemain yang menjadikan sepak bola menjadi bagian penting dalam kehidupannya,” kenang Bepe.

Bepe merujuk masa kecilnya ketika ia ditegur sang ayah karena kesukaannya bermain sepak bola kampung bersama teman-teman kecilnya.

“Waktu itu, saya bersama teman-teman tiap bermain dengan telanjang kaki di lapangan yang tak rata dan berumput tebal. Istilahnya, tak hanya memainkan bola, kami juga menendang rumput yang tinggi,”ungkap Bepe.

Saat itu, lanjut Bepe, ayahnya menegaskan kepadanya, kalau mau serius di sepak bola, ia harus memulainya dengan benar.

“Ayah pun membelikan saya sepatu bola dan mengajarkan dasar sepak bola kepada saya. Kebetulan ayah saya juga pelatih sepak bola,” ungkap Bepe yang mulai bergabung di SSB Hobby Sepak Bola Getas pada 1988.


Gabung Persija

Berkat kerja keras dan tekad, Bambang Pamungkas sudah bisa menembus Timnas Indonesia  pada 1999. Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas tiga SMA di Salatiga.

Status yang membuatnya jadi incaran klub yang ingin memakai jasanya. Persijatim adalah klub pertama yang mengajukan penawaran dan sempat membuatnya tertarik. Tapi, tiba-tiba manajernya mengabarkan ketertarikan Persija Jakarta untuk merekrutnya.

Ia pun langsung setuju dan tak jadi bergabung di Persijatim yang kini berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Bepe kian yakin dengan keputusannya ketika mengunjungi kantor Persija di Stadion Menteng.

“Saya melihat deretan piala dan piagam yang terpajang di ruangan. Saat itu, saya merasa bangga luar biasa bisa bergabung di Persija dan bertekad meneruskan tradisi Persija sebagai klub besar di Indonesia,” tutur Bepe.

Bambang membuktikan tekadnya menjadi bagian penting dari sukses Persija meraih dua trofi juara di Liga Indonesia. Meski dipinjamkan ke EHC Norad (Belanda) serta berkostum Selangor (Malaysia) dan Pelita Bandung Raya, kecintaan Bepe terhadap Persija tak luntur sekalipun.

Itulah mengapa ia tak kuasa menolak tawaran manajemen Persija yang memintanya jadi manajer tim Macan Kemayoran pasca memutuskan pensiun sebagai pemain pada 2019.

“Sebenarnya saya saat itu sempat memutuskan meninggalkan sepak bola dan fokus bersama keluarga. Tapi, saya sangat memcintai Persija,” pungkas Bepe.