Anwar Liko Mengenang Skorsing, Cedera dan Fokus Jadi Bankir Setelah Gantung Sepatu

BOLA88Ku — Anwar Liko masuk dalam daftar pemain yang hanya memperkuat satu klub sepanjang karier sepak bolanya. Pria kelahiran Maros, 12 Januari 1971 ini tercatat memperkuat PSM Makassar pada periode 1991-1998.

Bersama PSM Makassar, ia meraih trofi juara Piala Perserikatan 1991/1992 serta runner-up pada ajang sama pada musim berikutnya. Di era Liga Indonesia, Anwar jadi bagian skuad PSM saat menjadi runner-up Liga Indonesia 1995/1996.

Sejatinya, Anwar mengawali kariernya bersama PSM dengan baik di era Perserikatan. Namun, penampilan apiknya bersama PSM ternoda menyusul skorsing tak boleh aktif di lingkungan sepak bola selama dua tahun karena terbukti memukul striker Barito Putera, Joko Haryanto saat PSM menjamu lawan di Stadion Mattoangin pada pada putaran pertama Liga Indonesia 1994/1995.

“Waktu itu tensinya memang tinggi. Entah setan apa yang merasuki saya sehingga terprovokasi dan memukul Joko,” kenang Anwar, Rabu (9/12/2020).

Padahal, sebelum terkena skorsing Anwar dikenal sebagai bek yang lugas tapi jarang mendapatkan kartu. Skorsing dari PSSI itu menjadi periode kelam buat Anwar.  Ia tak bisa bermain di turnamen antarkampung untuk menjaga sentuhan bolanya.

Alhasil meski mendapat remisi setahun dari PSSI, Anwar seperti kehilangan momen terbaiknya sebagai pemain. Meski tercatat sebagai bagian PSM Makassar di Liga Indonesia 1995-1996, Anwar jarang mendapatkan menit bermain karena pelatih PSM saat itu, M. Basri, lebih sering menurunkan Yeyen Tumena, Alibaba dan Marcio Novo di sektor bek sentral.

Anwar memutuskan pensiun dini sebagai pemain setelah mendapatkan kecelakaan lalu lintas di Maros pada 1997. Ia memilih fokus jadi karyawan Bank Danamon yang dilakoninya sejak 1995 sambil menyelesaikan pendidikan sarjana ekonominya di STE-YPUP Makassar.

Berkarier sampai level kepala cabang di Bank Danamon, Anwar kemudian bekerja pada sebuah perusahaan aspal yang mengerjakan proyek jalan di Palembang pada 2015-2017.

“Saya di perusahaan itu selama dua tahun. Setelah itu, saya mendapat tawaran menjadi kepala cabang Bank Sahabat Sampoerna di Maros sampai saat ini,” terang suami dari Herma Supiana ini.


Jadi Motivator Pemain Muda

Meski diadang jadwal kerja yang ketat sebagai bankir, Anwar mengaku sulit lepas dari sepak bola yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Itulah mengapa di setiap akhir pekan, ia kerap berkumpul dengan sesama mantan pemain untuk bermain sepak bola.

“Saya juga rutin mengunjungi sejumlah SSB di Maros berbagi pengalaman dan memberi motivasi sesuai kapasitas saya sebagai pengurus Askab PSSI Maros bidang pengembangan dan pembinaan pemain usia muda,” kata ayah tiga anak ini.

Anwar tak sungkan mengungkap keinginannya menjadi pelatih selepas pensiun sebagai bankir. Saat ini, ia mengantongi lisensi B-nasional yang harus di upgrade menjadi C-AFC.

“Saya ingin berkarier jadi pelatih SSB atau klub Liga 3 di Sulsel. Kalau ada kesempatan saya akan ikut kursus kepelatihan untuk menambah ilmu,” kata Anwar yang mengidolakan Syamsuddin Umar, pelatih yang membawa PSM meraih juara Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1995/1996.

Di mata Anwar, Syamsuddin adalah pelatih yang ideal untuk mengembangkan kemampuan pemain muda.

“Meski dikenal disiplin dan tegas, Pak Syamsuddin adalah motivator yang baik,” pungkas Anwar.