Fabregas Ungkap Messi Sempat Kesulitan di La Masia
BOLA88Ku — Cesc Fabregas mengungkap bahwa perjalanan karier Lionel Messi di Barcelona tak selalu mulus. Ia sempat kesulitan akibat fisiknya yang terlalu kecil dan kurus.
Messi merintis kariernya di akademi Barcelona, La Masia sejak merapat dari Newell’s Od Boys pada 2000. Empat tahun di tim junior Barcelona, ia berhasil menembus tim utama.
Messi mencatatkan debut bersama Blaugrana pada usia 17 tahun saat Barcelona menang 1-0 atas Espanyol di LaLiga 16 Oktober 2004. Setelah itu, Messi menjelma menjadi salah satu bintang paling bersinar di sepakbola bersama tim asal Catalonia ini.
Ia bergelimang trofi di level individu maupun klub. Messi berhasil mengantarkan Barcelona meraih 10 gelar LaLiga dan empat gelar Liga Champions. Pria asal Argentina ini juga tercatat sebagai pemain dengan gelar Ballon d’Or terbanyak berkat raihan enam trofi.
Banyak pihak menilai karier Messi melesat di Barcelona karena bakat besar yang dimilikinya. Namun rekan seangkatan Messi di La Masia, Cesc Fabregas, mengungkap bahwa karier La Pulga di El Barca tak selalu mulus.
|
Fabregas mengatakan Messi sempat kesulitan menunjukkan bakatnya di awal kedatangannya di La Masia. Ini karena Messi terlalu kecil dan kurus.
“Leo memiliki bakat yang luar biasa. Namun, dia tidak terlalu bersinar, terutama karena dia sangat kecil dan kurus,” ujar Fabregas dalam Talent Takes Practice Podcast dikutip dari Give Me Sport.
“Dia terus menggiring bola, dia tidak suka mengoper bola. jujur, dia tak bersinar – Dua tahun pertama, dia tenggelam. Pemain lain dengan mudah melanggarnya.”
Messi kemudian bekerja keras untuk memperbaiki kelemahannya secara fisik ini. Menurut Fabregas, kerja keras Messi inilah yang kemudian mengubah jalan kerier pria kelahiran Rosario ini.
Bermodal fisik yang lebih baik, kecerdasan Messi dalam bermain mulai terlihat. Ia kemudian mulai mencuri perhatian karena beberapa kali mampu menjadi pembeda dalam sebuah pertandingan.
“Setelah itu, dia berkembang sedikit demi sedikit menjadi lebih bertenaga. Mereka kemudian memainkannya lebih memilih memainkannya di tengah daripada di sayap. Dia pun mulai membuat perbedaan,” ungkap pemain yang kini membela AS Monaco tersebut.
“Secara fisik dia tidak terlalu kuat, tapi dia sangat cerdas dalam bermain. Anda bisa melihatnya bermain menjadi penghubung antar lini seperti seorang ahli.”
“Dia tahu dimana posisimu, tahu bagaimana harus bergerak, tahu cara untuk memberimu umpan dan tahu mengoptimalkan kemampuannya. Dia sensasional dan saya rasa itu membantunya untuk punya peran sentral,” tambahnya.